KOMPAS.com - Sebuah unggahan berisi video yang menampilkan kondisi awan berbentuk seperti gelembung yang mengumpul ramai di media sosial Twitter pada Jumat (19/11/2021).
Disebutkan bahwa awan itu merupakan jenis awan Mammatus.
"Awesome Mammatus clouds, Argentina..
November 13th, 2021. IG: picka.bel," tulis akun Twitter `ini.
Hingga Sabtu (20/11/2021), video itu sudah ditonton sebanyak lebih dari 141.000 kali dan disukai sebanyak 9.650 kali oleh pengguna Twitter lainnya.
Lantas, apakah itu awan Mammatus?
Baca juga: Fenomena Awan Pelangi Seusai Gempa, Apakah Keduanya Berkaitan?
Kepala Sub Koordinator Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ida Pramuwardani mengatakan bahwa jenis awan yang ada dalam video singkat itu merupakan awan Mammatus.
"Iya, ini mamatus clouds (awan Mammatus)," ujar Ida saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (20/11/2021).
Sayangnya, BMKG belum pernah membuat buku atau paper mengenai awan Mammatus.
Sementara itu, unggahan twitter yang beredar menyebut, video viral soal kejadian awan Mammutus bersumber dari akun Instagram @picka.bel yang diambil di Cordora, Spanyol, pada Senin (15/11/2021).
View this post on Instagram
Baca juga: Video Viral Awan Berbentuk Gumpalan, Namanya Mammatus
Dikutip dari laman Layanan Meteorogi Nasional Inggris MetOffice, awan Mammatus adalah beberapa formasi awan yang paling tidak biasa dan khas dengan terdiri dari serangkaian tonjolan atau kantong yang muncul dari dasar awan.
Bentuknya bervariasi, seperti bentuk klasik yang menonjol, hingga silinder yang lebih memanjang.
Istilah nama Mammatus ini berasal dari bahasa Latin "Mamma" yang artinya "ambing" atau "payudara".
Penampilan mencolok mereka paling terlihat saat matahari rendah di langit dan kantong mereka dibingkai oleh sinar matahari.
Lantaran memiliki bentuk yang unik, banyak orang pun mengabadkan momen ini dalam bentuk foto maupun video.
Selain itu, awan jenis ini biasnaya terbentuk karena bertemunya dengan awan cumulonimbus berukuran besar.
Turbulensi di dalam awan cumulonimbus juga dapat menyebabkan terbentuknya awan Mammatus, terutama di bagian bawah landasan yang menonjol, karena turun dengan cepat ke tingkat yang lebih rendah.
Hal ini membalikkan proses pembentukan awan yang biasa dari pertumbuhan ke atas, membuat dasar awan yang tidak rata.
Perlu diketahui, Mammatus biasanya terbentuk di dasar landasan cumulonimbus, tetapi mereka juga terlihat terbentuk pada jenis awan lain, seperti stratocumulus, altostratus dan altocumulus.
Kemudian, Mammatus juga bisa diamati pembentukannya di bagian bawah awan abu vulkanik.
Baca juga: Viral Foto Awan Mirip Ombak di Langit Yogyakarta, Ini Penjelasan BMKG
Mammatus sering terbentuk dalam hubungan dengan awan cumulonimbus, yang pada gilirannya membawa badai petir karena massa udaranya yang tidak stabil.
Umumnya, awan mammatus terbentuk di cumulonimbus yang paling tidak stabil, yang berarti bahwa ada juga kemungkinan hujan es, hujan lebat dan kilat di sekitarnya.
Bahkan, jika udara cukup dingin selama musim dingin, awan ini dapat menghasilkan salju.
Terkadang mammatus dapat terbentuk pada jenis awan lain yang tidak menghasilkan hujan, meskipun hal ini jauh lebih jarang terjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.